Tirtapos.com – Abu Hurairah, seorang sahabat yang terkenal dalam kajian Hadits, tidak diragukan lagi namanya bagi para peneliti Islam. Dia diberkahi dengan kehormatan untuk mendampingi Rasulullah SAW, sehingga banyak Hadits yang disampaikan melalui jalur beliau.
Abdurrahman, nama asli sahabat yang mulia ini, bahkan mendapat restu langsung dari Rasulullah, memperoleh kekuatan dan kecerdasan luar biasa yang membuatnya menjadi ‘penyambung lidah’, sehingga banyak Hadits dapat tersampaikan kepada umat manusia hingga saat ini.
Dalam artikel ini, kita tidak akan membahas berbagai keistimewaannya, melainkan lebih fokus pada pesan yang Rasulullah sampaikan kepadanya.
Rasulullah mewasiatkannya untuk tidak meninggalkan Shalat Dhuha dan Shalat Witir.
Abu Hurairah meriwayatkan pesan Rasulullah:
ุฃูููุตูุงููู ุฎููููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููู ูุณูููู ู ุจุซูููุงุซู: ุตูููุงู ู ุซูููุงุซูุฉู ุฃููููุงู ู ู ูู ููููู ุดูููุฑูุ ููุฑูููุนูุชููู ุงูุถููุญููุ ููุฃููู ุฃููุชูุฑู ููุจููู ุฃููู ุฃู ูุงู
“Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Shalat Dhuha, dan Shalat Witir sebelum tidur.” (HR Bukhari dan Muslim)
Wasiat ini merupakan warisan luar biasa yang harus diamalkan oleh seluruh umat Islam, terutama oleh para pencari ilmu yang membutuhkan amalan-amalan yang menjadi inti dari ajaran Nabi selain kewajiban yang wajib dilaksanakan.
Wasiat tersebut mencakup puasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh), yang dapat dilakukan pada awal, pertengahan, atau akhir bulan sesuai dengan kebiasaan umat Islam di Indonesia.
Kemudian, melaksanakan Shalat Sunnah Dhuha minimal dua rakaat, yang dapat dilakukan dengan jumlah yang tidak terbatas seperti yang dilakukan Rasulullah setiap harinya, dan Shalat Witir sebelum tidur.
Mengenai Shalat Witir, jika seseorang terbangun pada malam hari, masih diperbolehkan untuk melaksanakan Tahajud, tetapi tanpa mengulangi Shalat Witir.
Ini adalah wasiat yang harus ditaati dan diamalkan sebisa mungkin. Terutama bagi para pencari ilmu, amalan ini dianggap sebagai inti selain dari amalan lainnya untuk mengikuti jejak Abu Hurairah yang begitu besar jasanya dalam penyebaran ilmu agama. Namun demikian, hal ini tidak mengurangi pentingnya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas amalan lainnya, karena “Allahu a’lam!”