BENGKULU UTARA – Aksi pemalakan dan dugaan penganiayaan terhadap seorang pelajar SD terjadi di Bengkulu Utara. Kejadian ini baru diketahui oleh orang tua siswa setelah anak mereka menceritakan pengalaman yang dialaminya di sekolah. Jumat (19/5/2023)
Menurut keterangan orang tua, korban enggan masuk sekolah karena takut menghadapi pemalakan dan pemukulan oleh seorang siswa kelas VI yang bersekolah di tempat yang sama.
Korban mengaku sering diminta uang oleh siswa tersebut, dan jika tidak memberikan uang, ia akan menjadi korban penganiayaan.
Orang tua korban menyatakan, “Ada dugaan penganiayaan. Anak kami takut pergi ke sekolah, hal ini sangat mempengaruhi psikologinya,” ujarnya pada Kamis (18/5/2023).
Setelah mengetahui pengakuan anak mereka, orang tua menyadari bahwa kejadian ini telah berlangsung hampir selama setahun. Namun, baik guru maupun kepala sekolah tidak mengetahui masalah ini.
Orang tua siswa menghubungi Polsek, dan pihak kepolisian merespons dengan baik terhadap masalah ini.
“Orang tua korban telah menghubungi Polsek, dan kami telah membantu mediasi masalah ini di sekolah, tetapi belum menemukan solusi,” tambahnya.
Dari data yang berhasil dihimpun, menunjukkan bahwa tidak hanya satu orang yang menjadi korban pemalakan dan pemukulan ini.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Kerkap, Polda Bengkulu, Iptu Novriyanti, menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha memediasi kasus ini. Namun, keluarga korban memilih untuk melanjutkan jalur hukum setelah mendengarkan keterangan anak mereka yang tidak berani kembali ke sekolah.
“Kami sudah melakukan mediasi, tetapi keluarga korban tetap ingin melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. Malam ini, mereka telah melaporkan kejadian ini ke unit PPA Polres Bengkulu Utara,” kata Kapolsek. (Ismail Yugo)